Orang beriman itu meraih bekal,
sedangkan orang kafir itu menikmati. Orang beriman meraih bekal, karena itu dia
berada di perjalanan, lalu menerima sedikit saja dari hartanya, dengan lebih
mengutamakan kehidupan dari segala kehidupan di akhirat. Ia membiarkan dirinya
dengan sekadar bekal seorang penempuh perjalanan, karena semua hartanya untuk
akhirat.
Hatinya memutuskan untuk menetap bukan di dunia
namun di akhirat, jika pada kehidupannya dia mendapatkan sesuatu yang menurut
manusia umum baik, dia berikan untuk orang fakir karena apapun yang terbaik di
dunia menurutnya tidak akan sebaik apa yang akan di dapatkan di akhirat. Tujuan
utama orang-orang sufi adalah untuk mendekatkan diri pada pintu Allah Azza wa Jalla.
Para sufi berpendapat carilah Tuhanmu dengan cara yang benar, karena bukan bersusah payah yang disebut dengan cara yang benar. Kebanyakan mereka mengerjakan ibadah dengan tekun namun ibadah mereka terbatas ruang dan waktu. Sholatnya rajin tapi di kantor masih korupsi, dipasar masih maksiat dimanapun mereka berada selain di atas sajadah mereka selalu lupa akan kebesaran Allah. Janganlah tersesat oleh ilmu. Sholat dan puasa hanya demi makhluk sampai para makhluk itu merasa tunduk padamu, menyerahkan hartanya padamu, memuji-mujimu dan kamu merasa berhasil atas semuanya. Di hatinya terkumpul berhala-berhala ketakutanmu pada penguasamu, lalu menjadi sesembahan hatimu yang menjubali jiwamu. Sementara siksa dan hisab menantimu.
Wahai orang-orang yang terus menerus bermaksiat,
dalam waktu dekat kamu akan buta, tuli, lumpuh dan miskin. Kerasnya hati para
makhluk akan merampas hartamu penuh kerugian. Kembalilah, maka kalian serahkan
semua kepada_Nya, pada rencana, takdir dan perintah_Nya, larangan dan kehendak_Nya.
Lemparkan hatimu tanpa kata-katamu, tanpa tangan dan kakimu, tanpa mata, tanpa
"Bagaimana", tanpa kenapa, tanpa kontra dan tanpa berbeda.