Jumat, 15 November 2013

on 1 comment

Hukum menikahi Wanita hamil..

Hukum menikahi perempuan yang sedang hamil diperinci sebagai berikut: 
1. Jika perempuan tersebut hamil dari hubungan di luar nikah (zina), maka pernikahannya sah namun makruh. Jika hamil dari pernikahan yang sah seperti dari suami sebelumnya yang meninggal dunia atau mentalaknya dalam keadaan hamil, maka tidak sah karena masih dalam masa iddah. Suami tetap boleh untuk melakukan hubungan suami-istri dengannya setelah melangsungkan akad. 
2. Status anak yang dilahirkan diperinci sebagai berikut: 
3. Jika dilahirkan lebih dari enam bulan dan kurang dari empat tahun setelah akad nikahnya, maka ada dua keadaan. 

Sabtu, 19 Oktober 2013

on Leave a Comment

Ingat mati..!! Karena Mati Tak akan melupakanmu..

Rasul Saw mengingatkan pada kita: "Cukuplah kematian sebagai peringatanbagimu". Memang kematian adalah nasehat yang lebih tajam daripada nasehatlisan. Sungguh setiap kita sebagai mahluk_Nya sudah divonis mati bahkan sebelumkelahiran kita, "Setiap yang berjiwa pasti mati"

Jika seorang manusia sudah tidak lagi mempan dingatkandengan lisan, maka mengingatkannya dengan kematian adalah sebaik-baiknyanasehat.
Dan bila kematianpun tidak membuatnya ingat pada Allah &kembali ke jalan yang Dia ridhoi, maka sungguh mereka adalah orang celaka.Tidak kah kalian iangat akan firman Allah Swt dalam penggalan surat Ali_Imron.145.
Dan setiap kita sudah ada jadwal kematian, "Tidaklahsuatu jiwa mati kecuali sudah ada kitab ajalnya"
Kita tinggal menunggu giliran, kapan ajal akan menjemputkita,,? Tanah kubur sudah menanti kedatangan kita. Maka dari itu siapkanlahsegala sesuatu dari pada kebutuhan untuk hidup di alam kubur & akhiratkelak, perbanyaklah amal kebaikan, ilmu yang manfaat, dan tinggalkanlah darikita putra-putri yang sholeh sholehah, agar do'a mereka senantiasa menemanikita dialam kubur & akhirat kelak

Selasa, 18 Juni 2013

on Leave a Comment

Sebelum yang 5 Datang

Sebelum datang 5 yang lain.....

Dalam hadits Nabi Muhammad SAW: ”Gunakanlah 5 perkara sebelum 5 perkara yang lain: Masa mudamu sebelum masa tuamu. Sehatmu sebelum sakitmu. Kayamu sebelum miskinmu. Senggangmu sebelum sempitmu. Dan hidupmu sebelum matimu.(HR. Hakiem)
”Dalam hadits ini jelaslah bagi qta untuk jangan menyia²kan waktu yang qta miliki saat ini, sebelum datang waktu 5 yang lain.
-Yang pertama adalah masa muda sebelum datang masa tua. Pelajaran penting yang dapat qta ambil adalah bahwa masa muda merupakan masa yang penuh dengan semangat & energik, serta kekuatan. Maka sayang apabila waktu muda disia² untuk aktivitas yang tidak bermanfaat. 
Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan. Jiwa muda yang penuh gelora ini harus dimanfaatkan dengan baik, menuntut ilmu, mendekatkan diri kepada اللّهُ & Rosulullah. Agar sedini mungkin qta dapat mengetahui mana perbuatan yang baik & mana perbuatan yang buruk, mana yang halal & mana yang haram. 
Pemuda yang bijak tentu tidak akan menyia² waktu² nya untuk berbuat sesuatu yang tidak manfaat baginya baik didunia maupun diakhirat. Dia akan slalu menggunakan waktunya untuk mendalami ilmu agama. 
Bersambung.............


Senin, 27 Mei 2013

on Leave a Comment

Bersihkan dirimu dari Dosa

Ibnu Atha'illah

Jika ingin selamat dalam kehidupan dunia ini, jauhilah dosa, baik yang terang-terangan maupun yang tersamar. Janganlah beristighfar atas dosa tersebut, lalu kembali melakukannya. Perumpamaan orang yang banyak melakukan istighfar, tetapi masih mengulangi dosa-dosanya, seperti orang yang banyak minum obat, tetapi juga sering meminum racun. Nasihatilah dia dengan berkata,”Bisa jadi sebelum meminum obat, engkau sudah keburu mati lebih dahulu. Bisa jadi ajal datang setelah engkau berbuat dosa, padahal engkau belum sempat bertaubat. Sehingga engkau pun mati dalam kondisi maksiat dan berdosa. Sungguh, ini adalah bahaya besar….”

Siapa pun yang enggan meninggalkan perbuatan terlarang, percuma ia melakukan kewajiban-kewajiban. Ibarat orang yang sakit, selama ia tidak menahan diri dari makanan yang dilarang dan tidak melakukan diet, percuma ia meminum obat. Ibarat orang yang membersihkan pakaiannya, sementara ia jatuhkan dirinya ke dalam kubangan lumpur. Mana mungkin pakaiannya bisa bersih?


Selasa, 21 Mei 2013

on 2 comments

Andai Maulid Tidak Ada


Kami sekedar mengajak anda membayangkan satu hal. Andai saja maulid nabi tidak ada, atau lebih tepatnya ditiadakan sejak 50 tahun yang lalu, mungkin kita akan bertanya-tanya, siapa Muhammad itu? Jawaban yang kemudian muncul adalah, tentu saja dia adalah nabi kita sebagaimana tercantum dalam kalimat syahadat yang kita ucapkan
50 tahun kemudian…
Anak cucu kita mungkin akan bertanya lagi, siapa Muhammad itu, kok kita disuruh ngikuti dia terus? (pertanyaan yang mulai kurang sopan) apa sih istimewanya dia? Bukankah akan lebih simple kalau kita melihat tokoh-tokoh kita yang bisa secara langsung kita saksikan. Toh mereka juga orang baik kok. Sama seperti Muhammad
Pendeknya, semakin lama orang makin tidak tahu dan makin bingung dengan nama yang telah menjadi syarat mutlak keislaman mereka. Ketidak tahu menahuan ini ketika ditanggapi dengan jawaban : “ah, dia itu cuma manusia biasa seperti kita. Beda kita sama dia hanya masalah dia dapat wahyu dan kita tidak. Itu saja. Tak lebih.” maka akan menimbulkan berbagai informasi yang simpang siur, bahkan cenderung menyesatkan
…………………………………….

Selasa, 30 April 2013

on Leave a Comment

Denganmu ku meraih surga



Bila ada surga di dunia itu adalah rumah tangga yang bahagia, rumah tangga yang penuh dengan rasa sakinah, mawaddah wa rahmah. Dan bila ada neraka di dunia itu adalah rumah tangga yang hancur, suami istri yang saling menyalahkan, curiga, tidak saling mencintai dan jauh dari rasa sakinah mawaddah wa rahmah.
Sebagaimana kita ingat Rasul Saw bersabda: “Bahwa sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah istri sholihah”. Yang akan menjadikan rumah kita bak surga, baiti jannati. Sejak pernikahan ini, mulai saat ini sampai akhir hayat kita insyallah, istri kita akan menjadi mitra, patner dan sabahat terbaik.
Dengan dialah, kita berbagi kejadian, melewatkan hari dan tahun bersama. Dengannya lah kita berbagi suka, duka, impian, harapan dan juga kecemasan. Ketika kita sakit, dialah yang akan merawat, ketika kita memerlukan pertolongan dia akan mengupayakan semua yang dia bisa lakukan untuk kita (suami). Ketika kita berbagi rahasia padanya, dia akan menjaga rahasia itu dengan amanah. Ketika kita perlu nasehat, dia akan memberikan nasehatnya yang terbaik.

Rabu, 17 April 2013

on Leave a Comment

Usia ku udah 40 tahun


“Jika engkau telah berusia empat puluh tahun, maka segeralah untuk memperbanyak amal shaleh siang maupun malam. Sebab, waktu pertemuanmu dengan Allah ‘Azza wa Jalla semakin dekat. Ibadah yang kau kerjakan saat ini tidak mampu menyamai ibadah seorang pemuda yang tidak menyia-nyiakan masa mudanya. Bukankah selama ini kau sia-siakan masa muda dan kekuatanmu. Andaikata saat ini kau ingin beramal sekuat-kuatnya, tenagamu sudah tidak mendukung lagi”.

Sabtu, 16 Maret 2013

on 2 comments

Nasehat Sufi


Nasehat ulama sufi, Syaikh Ibnu Athoillah,
“Jangan beban berat akan besarnya dosa-dosa yang telah anda lakukan, menjadikan penghalang bagi anda untuk bersangka baik kepada Allah.
Sesungguhnya apabila orang yang mengenal Tuhannya, tentu ia akan memandang kecil dosa-dosa bila dibandingkan dengan sifat-sifat Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Pengampun.
Tidak ada dosa kecil, apabila Allah menghadapi anda dengan keadilan-Nya, dan tidak ada dosa besar, apabila Allah menghadapi anda dengan karunia dan kemurahan-Nya”
Besarnya dosa bagi orang melakukan dosa dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu:
Pertama:

Minggu, 03 Februari 2013

on Leave a Comment

Habib Umar Al_Athas


“Mencintai apa yang dicintai_Nya akan menyampaikan kita kepada cinta_Nya”
Habib Umar Al_Athas Ra berkata: “Siapapun yang mengirimkan fatehah kepadaku tanpa menyebutkan Syekh Ali Baros, fatehahnya tidak akan ku terima”.
Karena sayangnya beliau dengan muridnya ini.
Sekali waktu, Syekh Ali sedang memijat gurunya ini. Waktu itu ada berkumpul murid-murid beliau yang lain, tiba-tiba datanglah seorang badwi, tanpa berkata-kata badwi ini mencium tangan beliau, kemudian pergi. Murid-murid beliau melihat kejanggalan ini bertanya kepada Habib Umar Al_Athas: “Siapakah orang badwi tadi ? datang hanya untuk mencium tangan antum, kemudian pergi ?”
Jawab beliau: “Itu adalah Nabi Khidhir As, beliau masih berada di pasar itu di dekat masjid itu, kalau kalian ingin menemuinya”. semua murid beliau dengan serta merta berhamburan mencari Nabi Allah Khidhir As, hanya satu orang yang masih tinggal menemani beliau, yaitu Syekh Ali Baros.
Habib Umar bertanya kepada Syekh Ali: “Ya Ali kenapa engkau masih disini ? tidak mencari Nabi Khidhir As ?”
Jawab Syekh Ali: “Ya Habib Umar, Nabi Allah Khidhir As saja mencari antum, buat apa ana mencari Nabi Allah Khidhir As ?”.
Demikianlah contoh: kecintaan yang benar terhadap orang yang benar, dan ditunaikan dengan cara yang benar.

Jumat, 25 Januari 2013

on 1 comment

Keutamaan perayaan Maulid Nabi Saw...


Menurut fatwa seorang Ulama besar: Asy-Syekh Al Hafidz As-Suyuthi menerangkan bahwa mengadakan peringatan kelahiran Nabi Muhammad Saw, dengan cara mengumpulkan banyak orang, dan dibacakan ayat-ayat al-Quran dan diterangkan (diuraikan) sejarah kehidupan dan perjuangan Nabi sejak kelahiran hingga wafatnya, dan diadakan pula sedekah berupa makanan dan hidangan lainnya dengan cara yang tidak berlebihan adalah merupakan perbuatan Bid’ah hasanah, dan akan mendapatkan pahala bagi orang yang mengadakannya dan yang menghadirinya, sebab merupakan wujud kegembiraan, dan kecintaan / mahabbah kapada Rosullullah saw.

Seperti yang disabdakan oleh Nabi Muhammad Saw:
مَنْ أَحَبَّنِى كَانَ مَعِيْ فِي الْجَنـَّةِ
“Barang siapa yang senang, gembira, dan cinta kepada saya maka akan berkumpul bersama dengan saya masuk surga”.

Dalam kitab “Anwarul Muhammadiyah“ karangan: Syekh Yusuf Bin Ismail An-Nabhani, diterangkan bahwa pada saat hari kelahiran Nabi Muhammad Saw, seorang wanita budak belian dari Abu Lahab (tokoh kafir jahiliyyah) yang bernama Tsuwaibah menyampaikan kabar gembira tentang kelahiran Nabi Muhammad Saw kepada Abu Lahab. Karena senangnya Abu Lahab mendapat berita itu, spontan budak wanitanya yang bernama Tsuwaibah itu dibebaskan dan dihadiahkan kepada Siti Aminah : Ibunda Muhammad Saw untuk menyusui bayinya tersebut.

Ketika Abu Lahab telah meninggal dunia seorang sahabat Nabi ada yang bertemu dalam mimpinya dan menanyakan tentang nasibnya di akhirat.
Abu Lahab menjawab: Saya disiksa selama-lamanya karena kekafiran saya tetapi pada tiap-tiap hari senin saya diberi keringanan dari siksaan bahkan aku bisa mencium dua jari tanganku dan bisa keluar airnya untuk saya minum.
Dan ketika ditanya: mengapa bisa demikian? Abu Lahab menjawab: Ini adalah merupakan hadiah dari Allah karena kegembiraanku pada saat kelahiran Nabi Muhammad Saw.

Dalam sebuah hadits dikatakan:
مَنْ عَظَّمَ مَوْلِدِىْ كُنْتُ شَفِيْعًا لَهُ يَـوْمَ الْقِيَا مَةِ. وَمَنْ أَنْفَقَ دِرْهَمًا فِى مَوْلِدِى فَكَأَ نَّمَا اَنْفَقَ جَبَلاً مِنْ ذَ هَبٍ فِى سَبِيْلِ اللهِ
“Barang siapa yang memulyakan / memperingati hari kelahiranku maka aku akan memberinya syafa’at pada hari kiamat. Dan barang siapa memberikan infaq satu dirham untuk memperingati kelahiranku, maka akan diberi pahala seperti memberikan infaq emas sebesar gunung fi sabilillah.

Sahabat Abu Bakar Ash-Shidiq berkata: 
مَنْ أَنْفَقَ دِرْ هَماً فِى مَوْ لِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ رَفِيْقِيْ فِى الْجَنَّةِ
“Barang siapa yang memberikan infaq satu dirham untuk memperingati kelahiran Nabi Saw : akan menjadi temanku masuk surga”.

Sahabat Umar Bin Khoththob berkata:
مَنْ عَظَّمَ مَوْ لِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَدْ أَحْيَا اْلإِسْلاَمَ
“Barang siapa yang memuliakan / memperingati kelahiran Nabi Saw, berarti telah menghidupkan Islam”.

Sahabat Ali Bin Abi Tholib berkata:
مَنْ عَظَّمَ مَوْ لِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَخْرُجُ مِنَ الدُّنْياَ اِلاَّ بِاْلإِ يْمَانِ
“Barang siapa yang memuliakan / memperingati kelahiran Nabi Saw, apabila pergi meninggalkan dunia pergi dengan membawa iman”.

Melihat besarnya pahala tersebut maka banyaklah kaum muslimn muslimat yang selalu melahirkan rasa cintanya kepada Nabi dan mengagungkan hari kelahiran Nabi dengan cara-cara yang terpuji seperti pada tiap-tiap malam Senin atau malam Jum’at mengadakan jama’ah membaca kitab Al- Barzanji, sholawat maulud, dan ada pula yang menyediakan tabungan yang berwujud uang hasil tanaman atau sebagian gajinya untuk kepentingan memperingati kelahiran Nabi Saw.

Perintis Peringatan Maulid Nabi

Peringatan Maulud Nabi sudah diadakan oleh kalangan umat Islam sejak pada kurun ketiga atau tiga ratus tahun setelah hijrah Nabi, yang pada saat itu kondisi umat Islam mulai rusak dalam berbagai hal.

Tokoh pemerintahan yang pertama kali menyelenggarakan peringatan Maulud Nabi adalah Penguasa Irbil Raja Mudzaffar Abu said Al Kukburi bin Zainuddin Ali bin Buktikin. Beliau adalah Raja yang cerdas ahli strategi di bidang pemerintahan, pemurah, alim dan adil. Saat itu pemerintahannya terasa kurang stabil, rakyatnya mulai banyak meninggalkan syariat agamanya, akhlaqnya mulai rusak, mulai terjadi banyak kerusuhan-kerusuhan dan kemaksiatan- kemaksiatan.

Raja Mudzaffar berinisiatif menyelenggarakan peringatan Maulid nabi setiap bulan Robi’ul Awal secara besar-besaran, dengan mengumpulakan semua masyarakat dari tokoh-tokohnya sampai rakyat kecil. Pada peringatan Maulid itu disampaikan penjelasan tentang sejarah dan perjuangan, serta keteladanan Nabi Muhammad SAW sejak lahir sampai wafatnya. Seorang ulama’ besar Syekh Al Hafidz Ibnu Dahyah yang mengarang kitab tentang sejarah Nabi yang diberi nama At-Tanwir fi Maulidil Basyir An-Nadzir, diberi hadiah oleh Raja 1000 dinar.

Setelah diadakan peringatan Maulid Nabi SAW tersebut, pemerintahan kembali stabil, semangat pengamalan agamanya makin baik, negaranya aman, tentram dan bertambah makmur. Sesuai dengan Firman Allah SWT:

وَلَوْ اَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوْا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَاكَانُوْا يَكْسِبُوْنَ. (الأعراف :٩٥)
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah kami (Allah) akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS: Al A’raf :96).

Anjuran memperingati Maulid Nabi

Anjuran supaya memperingati Maulid Nabi sudah diisyaratkan oleh Allah SWT, dan oleh nabi sendiri. Firman Allah surat Al A’rof: 157:

فَالَّذِيْنَ آمَنُوْا بِهِ وَعَزَّرُوْهُ وَنَصَرُوْهُ وَاتَّبَعُوا النُّوْرَ الَّذِيْ أُنْزِلَ مَعَهُ وَاُولئِكَ هُمُ اْلمُفْلِحُوْنَ. (الأعراف :١٥٧)
Maka orang-orang yang beriman kepadanya (Muhammad) memulyakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. Al A’rof :157)

Termasuk orang-orang yang memulyakan (dalam ayat ini) adalah orang-orang yang memperingati Maulid Nabi SAW, yang membaca Barzanji, Marhaban, Burdah, syair-syair dan qosidah-qosidah dan pengajian-pengajian, kalau dimaksudkan untuk memulyakan Nabi, maka akan mendapat pahala yang banyak dan akan beruntung.

Nabi Muhammad saw juga sudah memberikan isyarat tentang perlunya memperingati kelahiran Nabi sebagaimana hadis riwayat Muslim yang bersumber dari Abu Qotadah Al Anshory r.a:

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلعم سُئِلَ عَنْ صَوْمِ اْلإِثْنَيْنِ فَقَالَ فِيْهِ وُلِدْتُ وَفِيْهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ. (رواه مسلم)
“Sesungguhnya Rosulullah saw ditanya seorang sahabat tentang puasa hari Senin, maka beliau menjawab, sebab di hari Senin itu hari kelahiranku, dan wahyu diturunkan kepadaku”. ( HR. Muslim). Dari hadis ini Nabi sendiri juga memulyakan hari kelahirannya, dengan berpuasa (amal yang baik).

Beberapa pendapat tentang memperingati Maulid Nabi saw.

Di kalangan umat Islam ada beberapa pemahaman tentang memperingati Maulid nabi saw:
1. Golongan yang terbesar, yaitu yang merayakan Maulid Nabi setiap bulan Robi’ul Awwal, bahkan di bulan-bulan yang lain atau tiap-tiap malam Senin atau Jum’at dengan membaca Barzanji, membaca Marhaban dan kitab-kitab Maulid lainnya, sebagaimana yang biasa diamalkan umat Islam sejak dahulu. Golongan ini ada yang hanya membaca Barzanji saja, atau ada pula yang diteruskan dengan pengajian atau ceramah tentang riwayat dan perjuangan Nabi. Semua itu dengan maksud untuk melahirkan kecintaannya kepada nabi Muhammad saw.

2. Golongan umat Islam yang nerayakan maulid nabi tiap Bulan Robiul Awal, tetapi tidak dengan membaca Barzanji, tidak membaca Marhaban, atau kitab-kitab Maulid lainnya, karena dianggap tidak ada tuntunannya.

3. Golongan yang ekstrim, yaitu tidak mau merayakan peringatan maulid Nabi sama sekali, karena hal itu dianggap bid’ah yang harus ditinggalkan.

Minggu, 13 Januari 2013

on Leave a Comment

Indahnya saling menasehati


Mungkin ada sebahagian orang yang tidak tergerak hatinya untuk menasihati manusia, kerana ia merasa banyak melakukan dosa dan tidak layak untuk mengucapkan ucapan kebaikan kepada sesama manusia.

Pandangan seperti itu adalah keliru dan bahayanya sangat besar, serta akan membuat syaitan gembira. Betapa tidak, kerana jika mesti menunggu sampai seseorang bersih dari dosa baru ia layak menasihati manusia, maka tidak ada seorangpun di muka bumi yang layak memberi nasihat setelah Rasulullah Saw

Jumat, 04 Januari 2013

on 1 comment

Mendidik anak


Dalam salah satu ceramah Habib Achmad Jamal bin Toha Ba’agil

Beliau mengutip dari hadits Nabina Muhammad Saw: “Akan datang suatu zaman dimana orangtua akan menjerumuskan anaknya untuk menjadi penghuni neraka”
Dimana di zaman ini orang tua sangat merasa tidak percaya diri atau merasa harga dirinya turun jika anaknya memakai jilbab, anaknya bergaul dengan orang-orang sholeh, anaknya belajar Al_Qur’an, dan hidup dipesantren. Orang tua dizaman ini akan merasa  percaya diri jika anaknya memakai pakian yang memamerkan aurot, jika anaknya meniru gaya hidup orang barat yang mengedepankan kebebasan, dan free sex.