Selasa, 23 Oktober 2012

on 1 comment

Suasana Malam Pertama


Satu hal sebagai bahan renungan kita…
Tuk merenungkan indahnya malam pertama
Tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawiah semata.
Bukan malam pertama masuk ke peraduan Adam dan Hawa
Justru malam pertama perkawinan kita dengan Sang Maut
Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak
Saudara...

Hari itu… Mempelai sangat dimanjakan
Mandipun… Harus dimandikan..

Seluruh badan kita terbuka…
Tak ada sehelai benangpun menutupinya..
Tak ada sedikitpun rasa malu…
Seluruh badan digosok dan dibersihkan.
Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan

Bahkan lubang...?? Lubang itupun ditutupi kapas putih…
Itulah sosok kita..Itulah jasad kita waktu itu
Setelah dimandikan...
Kitapun kan dipakaikan gaun cantik berwarna putih
kain itu…  Jarang orang memakainya..
Karena bermerk sangat terkenal bernama Kafan

Wewangian ditaburkan ke baju kita..
Bagian kepala, badan dan kaki diikatkan

Tataplah.. tataplah .. Itulah wajah kita

Keranda pelaminan … langsung disiapkan
Pengantin bersanding sendirian…
Mempelai di arak keliling kampung bertandukan tetangga
Menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul kita

Diiringi langkah gontai seluruh keluarga.
Serta rasa haru para handai taulan.
Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimah kudus
Akad nikahnya bacaan talkin…
Berwalikan liang lahat…
Saksi-saksinya nisan-nisan... yang telah tiba duluan
Siraman air mawar…pengantar akhir kerinduan

Dan akhirnya….
Tiba masa pengantin..
Menunggu dan ditinggal sendirian..
Tuk mempertanggungjawab kan seluruh langkah kehidupan

Malam pertama bersama KEKASIH.
.Ditemani rayap-rayap dan cacing tanah
Di kamar bertilamkan tanah… Dan ketika 7 langkah tlah pergi…
Kitapun kan ditanyai oleh sang malaikat…
Kitapun tak tahu apakah akan memperoleh Nikmat
Kubur…
Ataukah kita kan memperoleh Siksa Kubur…
Kita tak tahu…dan tak seorangpun yang tahu…
Tapi anehnya kita tak pernah galau ketakutan…
Padahal nikmat atau siksakah yang kan kita terima
Kita sungkan sekali meneteskan air mata…
Seolah barang berharga yang sangat mahal…
Dan Dia Kekasih itu…
Menetapkanmu ke syurga…
Atau melemparkan dirimu ke neraka…
Tentunya kita berharap menjadi ahli surga
Tap,,, tapi… sudah pantaskah sikap kita selama ini.
Untuk disebut sebagai ahli surga...??
Wahai Kekasih.. mohon maaf.. Jika malam itu aku tak menemanimu.
Bukan aku tak setia…
Bukan aku berkhianat...
Tapi itulah komitmen azali tentang hidup dan kehidupan.
Rasa sayangku padamu lebih dari apa yang kau duga
Aku berdo’a …
 Semoga kita bisa menggapai husnul khotimah sehingga menjadi ahli surga.

Aamiin…

1 komentar: