Selasa, 30 April 2013

on Leave a Comment

Denganmu ku meraih surga



Bila ada surga di dunia itu adalah rumah tangga yang bahagia, rumah tangga yang penuh dengan rasa sakinah, mawaddah wa rahmah. Dan bila ada neraka di dunia itu adalah rumah tangga yang hancur, suami istri yang saling menyalahkan, curiga, tidak saling mencintai dan jauh dari rasa sakinah mawaddah wa rahmah.
Sebagaimana kita ingat Rasul Saw bersabda: “Bahwa sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah istri sholihah”. Yang akan menjadikan rumah kita bak surga, baiti jannati. Sejak pernikahan ini, mulai saat ini sampai akhir hayat kita insyallah, istri kita akan menjadi mitra, patner dan sabahat terbaik.
Dengan dialah, kita berbagi kejadian, melewatkan hari dan tahun bersama. Dengannya lah kita berbagi suka, duka, impian, harapan dan juga kecemasan. Ketika kita sakit, dialah yang akan merawat, ketika kita memerlukan pertolongan dia akan mengupayakan semua yang dia bisa lakukan untuk kita (suami). Ketika kita berbagi rahasia padanya, dia akan menjaga rahasia itu dengan amanah. Ketika kita perlu nasehat, dia akan memberikan nasehatnya yang terbaik.

Dan dia akan selalu bersama kita. Ketika terbangun di pagi hari, yang pertama kita lihat adalah dia. Dia akan selalu bersama, dan jika pada suatu waktu dia tidak ada di sisimu, maka secara emosi dia ada bersamamu. Dia memikirkan, berdo’a untuk kebaikanmu dengan sepenuh hati, dan kita akan selalu ada dalam pikiran, do’a dan hatinya. Ketika kita tidur di malam hari, terakhir yang kita lihat adalah dia. Dan ketika kita bermimpi, maka dia lah yang akan ada dalam mimpi-mimpi kita. Kamulah dunianya dan dialah duniamu.
Allah mengingatkan kita sebagai manusia yang mencari keberadaan_Nya bahwa salah satu tanda-tanda kekuasaan_Nya adalah Dia menjadikan rasa kasih dan sayang.
Allah berfirman:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan_Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan_Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir”.
(QS. 30:21)
Tetapi hati manusia bukanlah sesuatu yang statis, tetapi sangat dinamis. Perasaan dapat berubah setiap waktu. Dan cinta pun dapat terbang dan hilang kapan saja. Ikatan pernikahan pun bisa menjadi lemah bila tidak dijaga dengan baik dan kebahagian di dalam rumah tangga pun tidak bisa dijamin akan berlangsung lama.
Perlu usaha dari kedua belah fihak suami istri untuk saling menjaga keberlangsungan cinta dan kasih mereka. Ibarat sebuah pohon, tanahnya perlu dirawat, dijaga dan dipupuk. Oleh karenanya, inilah sedikit pesan untuk kita  para suami.
Di dunia ini, kita hidup di kehidupan yang sibuk dan melelahkan di kelilingi oleh berbagai macam schedule dan deadline. Bagi pasangan, ini artinya kemungkinan kita tidak bisa meluangkan waktu bersama-sama dan berada sendiri di tengah-tengah kesibukan kerja dan komitmen tugas.
Kita tidak boleh membiarkan hal ini terjadi terus menerus. Cobalah sesekali kita luangkan waktu untuk melakukan kegiatan secara periodik dengan istri kita. Ingatlah bahwa Rasul Saw juga pernah meluangkan waktunya untuk berlomba lari dengan salah satu istrinya Sayyidah Aisyah r.a. Keluar dengan istri sesering mungkin, lakukan aktivitas bersama, memasak bersama, bercerita tentang istri-istri Nabi Saw, mengaji bersama, piknik bersama atau sekedar berbelanja di mall bersama.
Selalu jaga romantika dalam hubungan dengan istri kita. Kehidupan modern hampir mengubah kita menjadi robot atau mesin teknologi tinggi tanpa emosi. Menunjukkan emosi dan perasaan yang kita rasakan perlu untuk menjaga ikatan pernikahan terhindarkan dari berkarat, peluruhan.
Sebagaimana Rasul Saw bersabda untuk menunjukkan rasa kasih dan sayang pada saudara yang kita cintai,
“Katakanlah kepadanya kalau engkau mencintai saudaramu,”
sebuah hadist untuk menunjukkan cinta kepada teman karena ikatan ukhuwah. Terlebih lagi bila istri kita yang terikat dengan ikatan suci pernikahan, nyatakanlah.
Jangan meremehkan hal-hal penting yang terlihat kecil, seperti membawakan belanjaannya, memijit bahunya atau membukakan pintu mobil, membukakan pintu rumah untuknya, dan sebagainya. Ingatlah bahwa Rasul Saw juga pernah membantu istrinya naik ke atas unta.
Usahakanlah untuk menyediakan waktu sholat berjamaah dengan istri. Memperkuat hubungan kita dengan Allah merupakan jaminan terbaik agar pernikahan kita akan selalu terjaga kuat hingga akhir hayat. Merasakan kedekatan dan kedamaain dalam hubungan kita dengan Allah akan terimplikasikan dalam hubungan kita dengan istri di rumah.
Ingatlah bagaimana Rasulullah memberikan apresiasi yang sangat besar bagi pasangan yang bangun malam hari untuk sholat malam/tahajjud. Bersama atau seorang istri/suami yang membangunkan pasangannya untuk sholat malam sekalipun dengan memercikkan air di muka pasangannya, atau hanya sekedar membisikan suara lembut ditilnganya.
Lakukan usaha terbaikmu untuk menjadi terbaik bagi istri dengan kata-kata dan dengan perbuatan. Bicaralah padanya dengan baik, senyum padanya, minta nasehatnya, mintalah pendapatnya, dan luangkan waktu yang berkualitas dengannya dan selalu ingat bahwa Rasul Saw bersabda:
“Yang terbaik diantara kamu adalah terbaik memperlakukan istrinya”.
Adalah hal biasa yang terjadi dimana pasangan berjanji untuk mencintai dan menghormati istri/suaminya sampai maut memisahkan mereka. Saya percaya bahwa janji ini adalah baik dan sangat baik. Tetapi hal ini tidak cukup. Kita harus berusaha untuk mencintai apa yang dicintai istri kita. Keluarganya, dan hal-hal yang dia cintai harus menjadi kecintaan antara suami & istri, selama kecintaan itu tidak keluar dari syaria’at Allah Swt.
Tidak cukup pula mencintainya sampai maut memisahkan. Cinta tidak boleh mati dan kita percaya bahwa ada kehidupan akhirat, kehidupan setelah mati. Dan insyallah, akan dipertemukan kelak di akhirat sebagai pasangan suami istri, sebagaimana Allah Swt memasangkannya untuk menjadi istri kita.
Sebagaimana Rasul Saw mencintai Sayyidah Khadijah istrinya yang telah menemani beliau selama 25 tahun, beliau terus menerus mencintai Sayyidah Khadijah dan mengingatnya. Setelah kematian Sayyidah khadijah beberapa tahun berselang, Rasulullah Saw tidak pernah melupakannya bahkan sanak kerabat dan teman Sayyidah Khadijah beliau utamakan yang terkadang membuat Sayyidah Aisyah cemburu.
Cintailah istri kita, dan apa yang dicintainya. Cintailah ia tidak hanya sampai maut memisahkan tetapi sampai dikumpulkan bersama kelak di akhirat, insyallah.
Jangan pernah menuntut pasangan kita untuk membahagiakan kita (suami). Akan tetapi tuntutlah diri kita                  sendiri untuk selalu brusaha membahagiakan pasangan (istri) kita. Karena yang namanya tuntutan tidak akan pernah ada puasnya. Jika terpenuhi maka kita akan menuntut yang selainya, dan akan begitu trus selamanya.
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar